Yamaha Mio Sporty, Rebel Angle Style

Posted by Unknown on Saturday, September 8, 2012


Imey Meylanie Sutanto seorang ladies bikers yang enggak biasa, pasalnya punya selera modifikasi diambang batas normal. Biasanya cewek pede dengan motor matik standaran dan ogah ribet modifikasi extrime. Namun Nenk Mey sapaan akrab bikers asal Bandung ini, pilih modifikasi Mio Japs style with side car.

Kurang pede kalau pakai motor standar. Termasuk modifikasi low rider dan chopper sudah biasa. Makanya saya pilih modifikasi Mio Japs style with side car biar beda, seru member Rebel Bastard MC. Itu lho klub motor berbasic modifikasi custom asal Bandung, Jawa Barat.

Penampilan Japs style, didapat Nenk Mey lewat aplikasi setang model Z-bar dan aplikasi lampu utama berbentuk bulat. Enggak lupa, knalpot model botol untuk saluran pipa gas buang. Ketiga part tadi, hasil kreasi GlanetRadical. Serta sedikit sentuhan sisibar di bagian belakang bernuansa chooper.

Urusan side car, doi percaya bengkel Tick n Bone. Bahan dasar bodi terbuat dari pelat besi setebal 1,5 mm. Serta untuk frame side car, menggunakan pipa seamless, jelas Tedy Dwiyana, modifikator dri Jl. Mas Utara II, No. 21, Margahayu, Bandung itu.

Agar kokoh, frame bagian bawah menggunakan pipa seamless diameter 4 inci, yang dibentuk sesuai keinginan owner. Sedangkan pipa di bagian atas aplikasi ukuran 2 inci. Penyambungan pipa tadi, menggunakan las listrik.

Sambungan pipa ke rangka Mio bisa diknock down, karena hanya di ikat empat baut, yang sebelumnya rangka ori dicustom agar baut bisa ditanam ke dalam rangka Mio. Untuk pegangan roda kiri menggunakan swing arm RX-King yang masih bulat, kata kang Tedy.

Painting, Nenk Imey memboyong Mio dengan sebutan Rebel Angle ini ke Jeff Kustom Painting di Jl. Sudirman No. 602, Bandung. Konsep garang tapi tetap imut berdasarkan permintaan Nenk Imey, tandas Jefry, modifikator yang nengok dipanggil Om Jeff.

Penampilan imut dan sangar timbul lewat pemilihan cat ungu bertabur bunga, namun ada tulang kepala di beberapa bagian. Uniknya tengkorak di depan, sangat unyu-unyu, coba deh liat secara seksama, tengkoraknya pakai pita rambut lho. Cat pakai oplosan Danagloss, dengan pernis Sikkens.

Skill painting Om Jeff harus diacungi jempol. Sentuhan lidah api bukan hanya sekadar semburan pen brush, tapi juga menggunakan gold leaf semacam aluminium foil. Kesan fatamorgana panas sangat didapat. Salut deh. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Sok side car : Yamaha Mio
Jok : MBTech
Lampu side car : Sein Mio dan Variasi
Spion : Honda Scoopy
Handgrip : DBS




More aboutYamaha Mio Sporty, Rebel Angle Style

Kulit Asli di Jok Motor, Mewah dan Berkelas

Posted by Unknown on Friday, September 7, 2012


Bagi beberapa rider, alasan pemilihan jok kulit asli adalah kemewahan yang bisa dijangkau. Menurut mereka, kulit punya wibawa tersendiri. Kental dengan filosofi dan unsur kesejarahan bahwa motor adalah kepanjangan dari kuda di era wild west.

Nah sadel kuda kan dari kulit asli, Bro. Makanya kalau motor berjok kulit, nuansanya akan jadi beda, yakin Billy The Kid pengrajin jok kulit dari bengkel Outsiders Shop, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Selain Billy, pengrajin kulit yang kerap mendapat order jok motor urung rembuk. Jok motor kulit memang disukai rider choppers, motor gede ataupun aliran japs style. Karakternya lebih alami dan macho, tambah Ikman Setiadi, pengrajin kulit dari Buretos Leather Work, Bandung.

Banyak desain dan detail yang apik saat ngerjain jok kulit. Variasi warna dengan cat bahan akrilik, teknik anyaman jahit, engraving atau tooled, hiasan dipadu ring koin. Makin sip, anyaman atau jahitan bisa memakai bahan kulit lagi. Misal untuk sadel plus pelat cost yang dikeluarkan sekitar Rp 1,2 jutaan, tambah Indra Bluessmann, builder yang juga ahli menyamak kulit dari Razzle Dazzle Chopper Work. Ia dan Ikman adalah senior di klub motor Bikers Brotherhood MC.

Sekarang tinggal tergantung selera! (motorplus-online.com)



More aboutKulit Asli di Jok Motor, Mewah dan Berkelas

Honda New Blade, Efek Revolusi Mesin

Posted by Unknown on Thursday, September 6, 2012


Honda New Blade pacuan Denny Triyugo Laksono mendadak jadi omongan. Di putaran ke-3 Petronas Asian Road Racing Championship (PARRC) 2012 di Zhuhai International Circuit (ZIC), Zhuhai-Cina, (4-5/8) lalu. Underbone 115 cc andalan Astra Motor Racing Team (ART) itu tahu-tahu bisa masuk rombongan depan.

Padahal dari seri pertama di Sepang, Malaysia dan kedua di Sentul-Bogor, pacuannya enggak sampai finish karena setingan mesin belum maksimal. Hebatnya lagi, Denny yang naik podium 3 race 1 dan podium 2 di race 2, posisi startnya saja di urutan 20. Kebayangkan gimana usaha kerasnya.

Usaha Denny sangat membanggakan, meskipun setingan belum maksimal betul. Karena masih banyak yang mesti diperbaiki dan dirawat. Tapi, secara garis besar, mesin yang dipakai Denny dan Wawan memang ada banyak ubahan di berapa sisi, ujar Benny Djatiutomo menajer Astra Motor Racing Team (ART).

Revolusi mesin yang dilakukan tim ART sejatinya fokus pada racikan mesin. Paling signifikan, ubahan setingan terjadi pada komponen di ruang bakar, lubang porting, kem, karbu dan kruk-as. Semua itu direvisi ditujukan untuk menekan suhu mesin agar tidak terlalu tinggi.

Contohnya ruang bakar. Biar kompresi enggak gampang ngedrop, gap ring seher dibikin lebih rapat dari ukuran 0,25 mm jadi 0,10 mm. Tapi, agar panas seher enggak terlalu tinggi, celah liner dengan seher dibikin renggang dari 0,02 mm jadi 0,04 mm. Bahkan dikasih kompresi 11,5 : 1 pakai bensin lokal Cina. Suhu mesin enggak lebih dari 144 celcius. Jadi, masih aman, ujar Andi Makhrizal alias Ope yang kebagian seting mesin.

Sementara aliran gas bakar dari karburator merek UMA 24 dengan setingan spuyer 42/102, diatur masuknya dengan kem yang punya LSA (Lobe Sparation Angle) 102 untuk klep in dan 103,5 buat klep out. Cuma soal kapan waktu buka-tutup klep masih dirahasiakan.

Namun yang paling terasa adanya peningkatan yaitu terjadinya ubahan pada lubang aliran masuk gas bakar juga lubang buangnya. Begitu arah porting di lubang inlet dan exhaust dirombak total, menurut Ope, tenaganya terdongkrak drastis mulai dari 6.000 - 14.000 rpm dilihat dari data logger.

Sebelum ubah lubang porting, diukur pakai alat Superflow SF60 cuma dapat 47 CFM. Tapi, dengan adanya ubahan justru naik jadi 51,6 CFM. Padahal diameter lubang dekat bos klep awalnya 25 mm dibikin jadi 27 mm. Sedangkan lubang ex jadi 24 mm dari 23,5 mm, imbuh Ope. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban belakang : Dunlop

Ban depan : Dunlop

Pengapin : YZ125

Knalpot : AHM versi baru

Handel rem : Variasi







More aboutHonda New Blade, Efek Revolusi Mesin

Suzuki Thunder 250, Virus dari Sahabat

Posted by Unknown


Mungkin ini bisa dibilang buah dari hasil persahabatan antara Tan David Pranata dengan Kwendy Alexander. Terobsesi karena sahabatnya melakukan modifikasi cafe racer, Tan David Pranata atau yang biasa dipanggil David juga melakukan hal yang sama pada Suzuki Thunder 250 miliknya itu. Mantap bro virusnya.

Untuk masalah modif, David menyerahkan Thunder 250 kesayangan kepada Doni Ariyanto yang memiliki sapaan akrab Doni selaku pemilik bengkel Studio Custom. Dia bermarkas di Jl. Kesehatan Raya Kolom 3A, Bintaro, Jakarta Selatan.

Kalau saya sih pengin motor dioprek jadi bobber ala tahun 50-an. Dimana sektor kaki-kaki menjadi gendut. Dan tempat duduk dibikin lebih turun ala chopper 60-an, ungkap David yang memiliki usaha garmen itu.

Proses yang dilakukan oleh Doni terbilang tidak mudah, tempat duduk yang dibikin ala chopper 60-an sesuai diingikan David harus melakukan beberapa potongan di bagian frame.

Frame standar yang lurus harus dipotong beberapa bagian. Sektor atas frame yang dipakai untuk tempat duduk dipanaskan lalu dibengkokkan agar lurus. Bagian tengah rangka yang dipakai untuk penyangga juga dipotong lebih pendek. Agar mencapai subframe atau tempat duduk yang lebih turun,

Tidak hanya tempat duduk yang berubah. Akibat pemotongan frame, tangki yang dibuat oleh Doni pun harus menambah beberapa dudukan.

Untuk ubahan kaki-kaki, Doni menggunakan pelek custom diameter 16 inci dengan lebar 3,5 untuk depan dan 4,5 buat yang belakang. Dipadu dengan ban Firestone Deluxe Champion 5,00-16 untuk ban depan dan belakang.

Lengan ayun pun dicustom mengandalkan pipa seamless 1,25 inci. Kan ban belakang sudah besar banget tuh. Kalau tetep mempertahankan swing arm bawaan Thunder 250, pasti harus dilebarkan lagi. Daripada repot dan untuk minim biaya, mendingan dibuat saja swing arm yang pas buat ban lebar ini, ungkap Doni dengan santai.

Untuk mengimbangi lengan ayun yang sudah mekar, suspensi juga mengikuti. Saya aplikasi sokbreker belakang copotan H-D Sportster 883, ungkap Doni lebih jauh menjelaskan.

Agar sesuai tampilan yang sudah garang, Doni memasang knalpot aftermarket buatan Jet Hot. Knalpot ini mampu menghasilkan suara menggelegar dan menghancurkan dunia. Tutup Doni sambil tertawa puas. Ha..ha.. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Lengan ayun : ARM custom
Setang : Custom
Kaliper depan : Tokico
Cakram depan : Kumis




More aboutSuzuki Thunder 250, Virus dari Sahabat

Honda CB 100, Garapan Kakak-Adik

Posted by Unknown on Wednesday, September 5, 2012


Honda CB memiliki gaya retro atau vintage yang khas. Itu yang membuat banyak modifikator menyulap Honda Tiger dan Mega Pro agar tampilannya jadi seperti CB, agar terlihat klasik.

Tapi, hal itu tidak berlaku pada Dedi Setiawan dan Sumanto. Mereka berdua kompak ingin mengandalkan basic modifikasi dari CB yang memang aslinya. Sayang kalo motor ini dimodif dengan konsep lain, bilang Dedi.

Untuk mempertahankan agar tampilan motor tetap klasik, tidak selalu memakai part yang orisinil juga. Menurut pria asal Yogyakarta ini, yang penting ngemodif dengan tampilan klasik harus dipadukan pola harmonisasi. Sehingga tampilan motor terlihat simpel dan tak terkesan berlebihan, tambahnya.

Selain itu, dalam pemilihan part tidak selalu bahwa motor klasik harus menggunakan part yang klasik juga. Seperti dalam pemilihan sokbreker depan, agar motor terlihat kekar, Dedi menggunakan sok milik Honda CB250 Hornet lansiran 1998. Sedangkan pada bagian belakang, lengan ayun terbuat dari pipa besi setebal 1,8 mm.

Unsur safety juga diperhatikan oleh saudara sekandung ini. Buktinya pada bagian depan teromol Suzuki Tornado dijejali piringan dari variasi bermerek Kumis. Kaliper comot dari Tokico dan masternya pakai Yamaha RX-King. Sedangkan bagian belakang teromol Yamaha DT dipasang cakram milik Yamaha Force 1, kalipernya pakai Yamaha Mio dan master remnya aplikasi punya Kawasaki Ninja RR.

Biar terlihat keren dan modern, pada saat mesin dihidupkan, kedua bersaudara ini rela begadang. Menciptakan inovasi baru, yaitu dengan menggunakan starter elektrik.

Karena mengaplikasi starter elektrik, resikonya harus mengganti arus listrik yang tadinya AC menjadi DC, ungkap Sumanto kakaknya Dedi.

Sedangkan pada pola harmonisasi terlihat pada bagian tangki yang dicustom ulang. Tangki tadi dibikin mirip dengan tangki Honda CB Twin 125 yang terbuat dari bahan galvanis setebal 1 mm.

Untuk kemudi, dipadukan dengan setang model huruf U dengan mengandalkan pipa besi berukuran 1,8 mm dengan diameter 1,5 inci. Dibalur krom agar terlihat elegan.

"Finishingnya motor dicat dengan menggunakan warna merah dan putih dengan kombinasi warna biru di bagian frame agar lebih terlihat menarik, Kompak Dedi dan Sumanto yang tinggal di Jl. Komplek Fatal, RT 4/3, Larangan, Tangerang. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI




More aboutHonda CB 100, Garapan Kakak-Adik

Virus Plus Arm Fino Thailand, Stabil Juga Tetap Gaya

Posted by Unknown


Ini dia! Virus atau tren buat dijadikan acuan pemilik skubek Tanah Air. Seperti dilakukan Arief Rahman Hasyim. Di pakai lengan ayun milik Yamaha Fino di Fino milik istrinya.

Iya. Itu gara-gara melihat Yamaha Fino versi Thailand dilengkapi swing arm. Tapi, anehnya kok di kita malah enggak aplikasi. Jadi, kayak ada yang hilang di sisi kanan atau knalpot, ujar pria yang akrab disapa Billy dan bisa diajak ngobrol di HP 0816-1601160.

Menariknya, langkah yang dilakukan Billy yang juga pemilik gerai modif Billy Speed itu juga diikuti beberapa rekan-rekannya. Seperti Fahrul Rozy yang pemilik Yamaha Fino kelir kuning ini.

"Habisnya Yamaha terkesan tanggung banget menghadirkan Fino tanpa arm. Sedang versi Thailand saja pakai arm. Sebagai penyuka modif, ya akhirnya saya berkiblat ke Thailand, ungkap Fahrul yang tinggal di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Langkah Fahrul dan Billy juga mengenai Mathias yang pemilik Yamaha Mio Sporty. Pemilik workshop TB Airbrush ini kenal dekat dengan Billy. Ketika disodorkan virus arm Fino pun dia ikut pasang.

"Selain bikin tampilan lebih beda, yang pasti bisa bikin handling lebih stabil. Buat ikutan contezt, rasanya juga punya nilai lebih, sebut pria yang motornya tampil di atas tulisan ini.

Begitunya ada perbedaan selera diantara mereka bertiga. Buat Fahrul, lebih suka lengan ayun standar Fino langsung nempel di besutannya. Beda dengan Mathias dan Billy yang sudah memodifikasi arm itu.

"Kalau saya sih lihat arm standarnya sudah enak. Jadi, buat apa dipotong-potong. Lagi juga, sayang kalau dipotong karena belinya sudah cukup mahal dari Thailand, beber Fahrul.

Tetapi buat pasang arm ini, as roda mesti pakai milik Yamaha Nouvo satu set dengan sil-nya. "Karena as roda Fino Indonesia masih kurang panjang, sebut Billy yang workshop-nya di Jl. Taruna Jaya 2, No. 39C, Kemayoran, Jakarta Pusat. (motorplus-online.com)



More aboutVirus Plus Arm Fino Thailand, Stabil Juga Tetap Gaya

Honda Karisma, Tunggangan Pria Ber-Karisma

Posted by Unknown


Honda Karisma memang sudah discontinue, namun penggemar bebek bohay ini masih banyak dan tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Seperti Asep Sutisna, salah satu Pria Ber-Karisma, punggawa Karisma Honda Automotive Team (KHAT) Bandung. Dia masih setia membesut bebek dengan kapasitas silinder 125 cc ini.

Agar enggak kalah tampilan dengan motor sekarang, Karisma harus terlihat lebih fresh dan elegant, kata Asep sapaan pria yang berbisnis di bidang kuliner ini.

Agar motor terlihat fresh, Kang Asep menggandeng Ade Rahman dari Dela Jaya Variasi yang terletak di Jl. Sukamulya Dalam 03, Bandung Barat. Jurus pertama agar motor terlihat fresh, bodi dilebur cat kuning kombinasi putih kepunyaan Blinken dan pernis juga pakai merek yang sama, kata Ade sang modifikator yang biasa dipanggil Ote.

Namun, bodi tak hanya dilabur cat. Beberapa bagian bodi yang terbuat dari plastik ikut dicelup krom. Pemilihan warna kombinasi kuning, putih dan krom. Membuat motor terlihat segar dipandang mata dan enggak monoton. Selain bodi, hampir semua part bawaan motor ikut dicelup cairan berbahan kimia itu. Termasuk blok kiri-kanan, step dan kick starter.

Untuk swing-arm, doi ogah aplikasi yang standar. Biar kelihatan manis, dan terlihat lebih kokoh, pakai swing-arm yang lebih ged-e, seru Kang Asep yang menjabat bedahara klub KHAT ini.

Kaki-kaki yang dulu masih menggunakan jari-jari, agar terlihat modern diganti pelek aftermarket khusus untuk Karisma. Haluan depan digawangi cakram berukuran extra lebar 320 cm.

Karena doyan turing, peredam kejut depan-belakang harus mumpuni dan bisa meredam kejut secara maksimal. Doi ganti pakai sok belakang NTC dan depan upside down Yoko. Tak lupa penghibur di kala suntuk hard riding atau sekadar jalan-jalan sore, dilibas lewat display seperangkat sound system di bagian dek depan.

Head audio unitnya menggandalkan MP3 yang dihungkan lewat port. Fresh pisan kang. Tak lupa kala motor kotor, peralatan make up motor tersimpan rapi di box copotan dari sepeda bertenaga listrik (betrik), jelas bro yang dinaungi oleh Honda Karisma Club Indonesia (HKCI) yang tersebar di beberapa daerah. (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI
Windshield : GIVI
Pelek : Daiichi
Cakram : PSM 320 cm
Jok : Custom
Hand grip : DBS
Hendel rem : Ride It
Telepon : 0812-2083-086




More aboutHonda Karisma, Tunggangan Pria Ber-Karisma